Jumat, 26 September 2014

SOPO NANDUR BAKAL NGUNDUH








SOPO NANDUR BAKAL NGUNDUH

           Aku harap kisah ini bisa menginspirasi seluruh wanita muslim bahkan non muslim. Lewat tulisan ini aku ingin bercerita tentang bagaimana “jilbab” yang tadinya kupandang sebelah mata karna “kuno”, terlalu keibuan, atau tak menarik itu kini telah menjadi penolongku, maksudku yang menolong ku tetap Allah tetapi melalu jilbab ini
            3 tahun yang lalu saat aku duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) tepatnya saat kelas 3 SMA aku mempunyai seorang teman yang menurutku sangatlah agamis, namanya Nabilla. Dia mengenakan krudung yang menurutku seperti mukena ; panjang x lebar x tebal. Yah begitulah jenis krudung yang dia pakai, bukan hanya kerudungnya saja, tapi cara berpakaiannya yang selalu mengenakan gamis, baju muslim dan rok, bahkan aku sama sekali tak pernah melihatnya mengenakan celana jeans.
            Saat hari ulang tahunku dia menghadiahkan ku kerudung lengkap dengan gamis dan kaos kaki. Menurut kalian apa aku senang? tidak ! aku malah marah karna merasa ia sindir karna cara  berpakaianku yang sangat jauh dari dia, aku suka pakai baju minimalis dia suka pakai gamis. Keesokkan harinya aku menghampiri dia dan malah memaki nya. Tapi bukannya balik memarahiku karna telah ku maki - maki depan umum dia hanya membalas dengan senyuman dan berkata.
       “kalau kamu gamau pake gapapa, simpan saja. Aku jamin suatu saat nanti kamu pasti    butuhin hadiah dari aku dulu. Maaf ya kalau hadiah aku malah menyinggungmu. Tapi semua             fikiran negatif mu yang kamu pikirkan terhadap hadiah ku ini tak ada benarnya sama sekali”
           
            Biarpun ku marahi habis – habisan, ekspresi mukanya tetap sama seperti biasa, mukanya selalu terlihat teduh. Mukanya yang tanpa dosa dengan senyum manisnya membuat wajahnya yang terbalut krudung merah kirmidzi semakin teduh, entahlah saat itu aku jadi merasa malu. Melihat wajahnya yang teduh seperti menemukan oase di tengah gurun pasir, begitu menyejukkan.
            Setelah kejadian itu aku tak pernah lagi ingin melihatnya, bukan karna benci melainkan karna aku malu karna telah memaki orang yang salah. Sampai saat ini pun aku tak pernah menemukan alasan yang pasti mengapa ia memberikan ku hadiah itu aku pun enggan bertanya, aku sering kok melihat wanita berjilbab tapi kelakuan nya jauh dari norma – norma agama. Jadi, menurutku jika aku tetap berbuat baik dan sopan tanpa harus menutup aurat itu tak akan menjadi masalah.
            Ternyata pemikiran ku salah, dengan tidak berkrudung tapi tetap berkelakuan baik tak akan menimbulkan masalah itu sebuah pemikiran yang bodoh. Suatu hari saat aku pulang dari salah satu cafe, saat itu menunjukkan pukul 20.05. Aku  pulang menuju rumah melewati jalanan yang biasa aku lewati, aku merasa tidak akan terjadi apa –apa saat itu, aku sering melewati jalan ini dan terbukti tidak pernah terjadi hal buruk yang menimpaku.
            Di tengah perjalanan suasana semakin sunyi dan gelap. Aku menggigil, entah karna dingin atau aku merasa ada sesuatu yang ganjal. Suasana semakin gelap dan mencekam ketika suara burung hantu dan langkah kakiku memecah kesunyian malam. Aku mulai ketakutan, di sepanjang jalan aku tak melihat satu orang pun yang melewati jalan ini selain aku. Oh tuhan semoga benar – benar tidak terjadi apa – apa.
            “drrrt” ponselku bergetar. Aku meraih ponselku yang ku taruh di saku celana, ternyata ada pesan dari salah satu teman kelasku yang baru saja memberitahuku bahwa JL.sawah 6 rt 02/03 kemarin malam telah terjadi pemerkosaan dan pelakunya hingga saat ini belum tertangkap. Aku semakin panik, karna jalan tersebut adalah jalan yang saat ini aku lewati. Tiba – tiba ....
            srrek ... srekk” suara semak – semak kemudian muncul pria dengan baju yang sangat urakkan.
            “wih paha neng mulus ya, abang sentuh boleh kan? Yuk kesemak – semak sana neng. Disana aman neng” sambil menghirup rokok lalu membuang asap rokok nya ke mukaku.
           
Aku marah sekali mendengar pria itu berkata begitu. Apa aku terlihat seperti wanita murahan? Hei, aku ini wanita baik – baik.

            “heh pria gila, minggir lo gua mau lewat. Gua ni cewe baik – baik. Mending pergi deh lo       sebelum gua teriak.” Balasku dengan nada emosi karna tak terima dengan perkataan nya barusan.

            “mana ada cewe baik – baik pake pakean seksi kaya lu neng, cewe baik – baik itu pakean nya sopan, tertutup, pake krudung. Sekarang lu liat pakean lu? Jauh dari kata cewe baik – baik. Udah mending ikut abang yuk neng ke semak – semak”. Sambil menarik lengan ku.

            Saat itu aku mencoba untuk berlari berusaha kabur dari pria yang aku rasa ingin menodai ku. Namun sial ! ketika aku hendak berlari menjauh ia berhasil menjambak rambutku yang sepanjang punggung yang berhasil ia raih, ia menarik rambutku dengan sangat kencang. Aku bisa merasakan sakit nya kulit kepala saat rambutku ia jambak dengan tangannya. Ketika rambutku di jambak oleh pria sialan ini, dia langsung memeluk tubuh ku yang lebih kecil dari tubuhnya, dia terlalu kuat aku tak bisa berbuat apa – apa selain berteriak minta tolong dan terus berdoa dalam hati agar ada seseorang yang bisa melepaskanku dari pelukan pria sialan ini. Nabila, aku jadi teringat nabila dan hadiah nya itu. Ah, andai saja aku mau menutup auratku mungkin kejadian yang menjijikan dan memalukan ini takkan pernah terjadi. Aku hanya bisa berteriak sekencang mungkin berharap ada seseorang yang mau menolongku, melepaskanku dari pelukkan pria menjijikan ini. Tiba – tiba ....
            “bukk”
Ada seseorang yang melempari pria itu dengan batu yang sebesar kepala pria itu. Akhirnya pria itu tak sadar kan diri aku pun terlepas dari pelukannya. Ketika aku menoleh kebelakang, ternyata..
            “naabilaaaa”
Aku berlari kearahnya memeluk nya dengan erat, aku benar – benar tak percaya nabila benar – benar seberani itu.
            “kamu gapapa kan?” tanya nabila lembut.
            “....” aku hanya menangis dalam pelukannya. Wanita ini, terbuat dari apa sih hati nya? mengapa tetap bisa bersikap baik kepadaku ketika aku telah berbuat jahat kepadanya? Kenapa ada wanita yang hatinya sangat mulia ini? hatinya, lembut selembut kapas. Bukan, bukan, lembut melebihi kapas. Masih dalam posisi memeluk nabilla.
            “hadiah kamu masih ada tuh, aku letakkan di gudang karna ga kepakai”
            “kamu mau ngembaliin hadiah itu ke aku?
Aku menggeleng
            “hadiah kamu ga akan aku taro di gudang lagi, tapi mau aku pakai. Boleh kan? Kamu mau   kan ngajarin aku cara pakai krudung yang benar, bil?”
            “boleh, tentu aku mau banget ! pasti aku bakal bantuin kamu untuk hijrah menjadi kamu      yang baru. Aku akan bantuin kamu secara totalitas”
Kali ini, bukan aku saja yang menangis. Tapi, Nabila pun ikut menangis, menangis karna terharu karna aku ingin hijrah menjadi pribadi yang leih baik.
            Sekarang aku tau mengapa nabila memberikan ku hadiah ini, yaitu untuk menutupi tubuhku yang indah ini. Karna tubuhku yang sangat indah ini hanya akan kuberikan untuk satu orang yaitu ketika aku memiliki suami.
            “sopo nandur bakal ngunduh”
Pribahasa jawa yang artinya “siapa yang menanam maka ia yang menuai”. Mungkin kalau saat itu aku tak memakai celana pendek yang menampilkan paha ku, kejadian yang memalukan itu tak akan pernah terjadi jika aku menutup aurat ku secara keseluruhan. Aurat yang nampak akan menimbulkan nafsu bagi yang melihat. Bukankah kucing tak akan menghampiri jika tak diberi ikan?
            Semoga cerita ini bisa menginspirasi seluruh wanita, betapa jilbab dan menutup aurat itu benar – benar menjadi prisai yang sangat melindungi tubuh kita yang indah ini.


Tulisan ini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati