Sabtu, 17 September 2016

Beasiswa Bazma Pertamina

Pemuda dan Kontribusinya
Ditulis oleh : Halimah assa’diyyah
1.         Profil Diri
Halimah Assa’diyyah, merupakan nama yang di berikan oleh ke dua orang tua saya tepat 20 tahun silam. Saya lahir lebih di Depok pada tanggal 22 Mei 1995. Saya pernah bersekolah di SDN Depok Baru 3, meskirpun saya tidak pernah mendapatkan ranking 1. nama saya selalu ada di dalam 10 nilai terbaik dari 40 siswa. Setelah lulus saya melanjutkan ke SMP Negri 13 Depok, saat itu saya mengambil berbagai macam ekstra kurikuler yaitu paduan suara dan paskibra. Setelah lulus saya melanjutkan ke SMK Citra Negara. Saat saya SMK saya juga mengenyam pendidikan di Pondok Pesanterh Tahfidzul Qur’an Ahsanu’amala. Jadi, saat itu saya sekolah di 2 sekolah, setelah pulang dari sekolah umum saya pulang ke pondok untuk mengikuti pelajaran pondok seperti bahasa arab 1, muhadoroh, kitab kuning dll. Saat SMK saya pernah di tunjuk oleh salah seorang guru produktif saya untuk mengikuti lomba design poster antar sekolah dan Alhamdulillah saya juara 2. Selain itu saya juga aktif dalam organisasi siswa (OSIS). Saat lulus saya mendapatkan gelar siswa teladan tahun 2014.
            Saat ini saya melanjutkan studi saya di STEI SEBI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) dibojongsari dengan prodi Akuntansi syariah. Saya turut aktif dalam organisasi kampus maupun luar kampus. saya merupakan staf kominfo KSEI IsEF SEBI masa amanah 2016-2017 dan koordinator Public Relation EdConex.  Terhitung hingga semester 5 ini, saya berhasil mendapatkan 4 kejuaraan dan satu gold medal diantara nya adalah Juara 1 lomba Hijab syar’I se-jabodetabek di UNJ, Juara 3 Lomba Poster se-jabodetabek di STAN, Juara 3 lomba tari saman se-jabodetabek di UI, Juara Favorit lomba tari saman se-Jabodetabek di ESQ BS, dan satu Gold Medal di NTU (Nanyang Technologycal University).


2.      Konten Essay
Bicara Mahasiswa maka bicaralah soal Pemuda. Urgensi pemuda dalam konteks kemajuan negri adalah suatu hal yang Fundamental. Selain sebagai suatu hal yang fundamental, pemuda merupakan estafet atas kepemimpinan saat ini, stakeholder terbesar atas arah tujuan suatu Negara. Bahkan dalam pidato yang menggebu Ir.Soekarno berkata “beri aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia”.  Maka dari itu, sudah saat nya pemuda Indonesia bangkit dan mengambil banyak peran sebagai “the agent of change”. Dalam sebuah mata kuliah Management kita mengenal adanya system POAC (Planning, Organizing, Action and Controlling). Kita tidak akan bisa mencapai sebuah destination tanpa adanya maping, begitu halnya dengan berkontribusi kepada negara akan terasa kurang efektif dan efisien jika tidak ada perencanaan yang matang. Saya lebih suka menyebut planning  sebagai blue print, atau sebagai track dimana saya bisa mencapai sebuah tujuan yang saya tuju.
Saat ini terhitung saya memasuki semester  5 sebagai mahasiswi. Lantas apa saja kontribusi yang sudah saya berikan kepada negara saya? Saya resmi menjadi mahasiswa pada tahun 2014, saat awal masa kuliah saya sudah aktif mengikuti banyak kegiatan dari baik dalam kampus maupun luar kampus. Saya dan teman – teman saya sering mengadakan event untuk memperluas Ekonomi Syariah baik dalam tingkat kampus, regional, nasional bahkan Internasional. Pada tahun 2014 saya dan teman – teman DIEsFO (Depok Islamic Economic Forum) mengadakan sosialisasi Ekonomi Syariah ke berbagai sekolah SMA/SMK di Depok. Pada tanggal 23 – 24 Mei 2015 saya juga tergabung dalam sebuah kepanitaan Gebyar Ekonomi Syariah dengan tujuan untuk membumikan Ekonomi Syariah di kalangan Pelajar, Mahasiswa dan masyarkat umum di DETOS (Depok Town Square), event ini merupakan tingkat nasional.   
Di akhir tahun 2015 saya dan teman – teman dari berbagai kampus (UIN, BSI Ciputat, Gundarma, STEI TAZKIA, STEI SEBI)  bekerjasama dengan komunitas Pengusah Kampus, mengadakan seminar & talkshow “Strategi UMKM menghadapi MEA berbasis Ekonomi Syariah” di Perpustakaan Daerah Kota Depok. Memasuki tahun 2016 saya dan teman – teman KSEI IsEF (Kelompok Studi Ekonomi Islam Islamic Economic Forum) mengadakan perlombaan dan seminar tingkat nasional “Islamic Economic Days” dengan tujuan yang sama, yaitu membumikan Ekonomi Syariah. Tanggal 23 – 26 Agustus lalu saya juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan study exchange di Singapura yaitu “International Youth Singapore Cultural Education and Exchange” di Nanyang Technologycal University dan berhasil mendapatkan Gold medal sebagai ambassador Edconex.
Kontribusi yang saat ini sedang lakukan adalah membuat event Internasional bersama EdConex seperti exchange program. Saya memiliki kontak mahasiswa dunia yang tergabung dalam PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), dengan harapan melalui program yang saat ini saya rencanakan bisa menambah wawasan dan jaringan para peserta yang mengikuti event ini. Lebih dari itu, saya berharap para peserta termotivasi dengan di pertemukannya mereka dengan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia), termotivasi agar terus mengupgrade kualitas diri nya.
Saya bermimpi agar semua rakyat Indonesia memiliki pendidikan yang cukup dengan fasilitas dan prasarana yang layak dan dengan di tunjang dengan SDM yang berkualitas. Namun, pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara- negara di dunia, bahkan Indeks tingkat pendidikan Indonesia dinilai masih rendah yaitu 14,5 %, masih kalah tertinggal dengan Singapura yang memiliki Indeks 33%, Malaysia 28% (Subandi). Meningkat nya kualitas SDM akan membantu Indonesia dalam bersaing dengan negara lain. Saya juga memiliki mimpi kelak system ekonomi Indonesia akan berkiblat pada Ekonomi Syariah bukan lagi ekonomi kapitalis yang saat ini megakar di Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia harus belajar banyak dari system ekonomi syariah di Malaysia. Menurut IDB (Islamic Development Bank) Saat ini Malaysia adalah sektor keuangan syariah termaju di dunia dengan market share dari perbankan syariah sebesar 23%, disusul Bahrain dan Iran di urutan kedua dan ketiga. Sedangkan Indonesia dengan negara muslis terbanyak memiliki market share sebesar 4,9%[1]
Bila saya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini, saya ingin berkomitmen melanjutkan studi saya sampai jenjang S2. Saya juga ingin berkontibusi dengan menjadi seorang Trainer Ekonomi Syariah di Indonesia agar Indonesia  menjadi semakin berkualitas sehingga Indonesia mampu mencapai kebangkitan generasi emas yang berwawasan global dan memiliki daya saing.








[1] http://googleweblight.com/lite//rahasia-dibalik-keberhasilan-ekonomi-syariah-malaysia//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar