SOPO NANDUR BAKAL NGUNDUH
Aku harap kisah ini bisa
menginspirasi seluruh wanita muslim bahkan non muslim. Lewat tulisan ini aku
ingin bercerita tentang bagaimana “jilbab” yang tadinya kupandang sebelah mata
karna “kuno”, terlalu keibuan, atau tak menarik itu kini telah menjadi
penolongku, maksudku yang menolong ku tetap Allah tetapi melalu jilbab ini
3 tahun yang lalu saat aku duduk di
bangku sekolah menengah atas (SMA) tepatnya saat kelas 3 SMA aku mempunyai
seorang teman yang menurutku sangatlah agamis, namanya Nabilla. Dia mengenakan
krudung yang menurutku seperti mukena ; panjang x lebar x tebal. Yah begitulah
jenis krudung yang dia pakai, bukan hanya kerudungnya saja, tapi cara
berpakaiannya yang selalu mengenakan gamis, baju muslim dan rok, bahkan aku
sama sekali tak pernah melihatnya mengenakan celana jeans.
Saat hari ulang tahunku dia
menghadiahkan ku kerudung lengkap dengan gamis dan kaos kaki. Menurut kalian
apa aku senang? tidak ! aku malah marah karna merasa ia sindir karna cara berpakaianku yang sangat jauh dari dia, aku
suka pakai baju minimalis dia suka pakai gamis. Keesokkan harinya aku
menghampiri dia dan malah memaki nya. Tapi bukannya balik memarahiku karna
telah ku maki - maki depan umum dia hanya membalas dengan senyuman dan berkata.
“kalau
kamu gamau pake gapapa, simpan saja. Aku jamin suatu saat nanti kamu pasti butuhin hadiah dari aku dulu. Maaf ya kalau
hadiah aku malah menyinggungmu. Tapi semua fikiran
negatif mu yang kamu pikirkan terhadap hadiah ku ini tak ada benarnya sama
sekali”
Biarpun
ku marahi habis – habisan, ekspresi mukanya tetap sama seperti biasa, mukanya
selalu terlihat teduh. Mukanya yang tanpa dosa dengan senyum manisnya membuat
wajahnya yang terbalut krudung merah kirmidzi semakin teduh, entahlah saat itu
aku jadi merasa malu. Melihat wajahnya yang teduh seperti menemukan oase di
tengah gurun pasir, begitu menyejukkan.
Setelah
kejadian itu aku tak pernah lagi ingin melihatnya, bukan karna benci melainkan
karna aku malu karna telah memaki orang yang salah. Sampai saat ini pun aku tak
pernah menemukan alasan yang pasti mengapa ia memberikan ku hadiah itu aku pun
enggan bertanya, aku sering kok melihat wanita berjilbab tapi kelakuan nya jauh
dari norma – norma agama. Jadi, menurutku jika aku tetap berbuat baik dan sopan
tanpa harus menutup aurat itu tak akan menjadi masalah.
Ternyata pemikiran ku salah, dengan
tidak berkrudung tapi tetap berkelakuan baik tak akan menimbulkan masalah itu
sebuah pemikiran yang bodoh. Suatu hari saat aku pulang dari salah satu cafe,
saat itu menunjukkan pukul 20.05. Aku
pulang menuju rumah melewati jalanan yang biasa aku lewati, aku merasa
tidak akan terjadi apa –apa saat itu, aku sering melewati jalan ini dan terbukti
tidak pernah terjadi hal buruk yang menimpaku.
Di tengah perjalanan suasana semakin
sunyi dan gelap. Aku menggigil, entah karna dingin atau aku merasa ada sesuatu
yang ganjal. Suasana semakin gelap dan mencekam ketika suara burung hantu dan
langkah kakiku memecah kesunyian malam. Aku mulai ketakutan, di sepanjang jalan
aku tak melihat satu orang pun yang melewati jalan ini selain aku. Oh tuhan
semoga benar – benar tidak terjadi apa – apa.
“drrrt”
ponselku bergetar. Aku meraih ponselku yang ku taruh di saku celana, ternyata ada
pesan dari salah satu teman kelasku yang baru saja memberitahuku bahwa JL.sawah
6 rt 02/03 kemarin malam telah terjadi pemerkosaan dan pelakunya hingga saat
ini belum tertangkap. Aku semakin panik, karna jalan tersebut adalah jalan yang
saat ini aku lewati. Tiba – tiba ....
“srrek
... srekk” suara semak – semak kemudian muncul pria dengan baju yang sangat
urakkan.
“wih paha neng mulus ya, abang
sentuh boleh kan? Yuk kesemak – semak sana neng. Disana aman neng” sambil
menghirup rokok lalu membuang asap rokok nya ke mukaku.
Aku
marah sekali mendengar pria itu berkata begitu. Apa aku terlihat seperti wanita
murahan? Hei, aku ini wanita baik – baik.
“heh pria gila, minggir lo gua mau
lewat. Gua ni cewe baik – baik. Mending pergi deh lo sebelum gua teriak.” Balasku dengan nada emosi karna tak terima
dengan perkataan nya barusan.
“mana ada cewe baik – baik pake
pakean seksi kaya lu neng, cewe baik – baik itu pakean nya sopan, tertutup,
pake krudung. Sekarang lu liat pakean lu? Jauh dari kata cewe baik – baik. Udah
mending ikut abang yuk neng ke semak – semak”. Sambil menarik lengan ku.
Saat itu aku mencoba untuk berlari
berusaha kabur dari pria yang aku rasa ingin menodai ku. Namun sial ! ketika
aku hendak berlari menjauh ia berhasil menjambak rambutku yang sepanjang
punggung yang berhasil ia raih, ia menarik rambutku dengan sangat kencang. Aku
bisa merasakan sakit nya kulit kepala saat rambutku ia jambak dengan tangannya.
Ketika rambutku di jambak oleh pria sialan ini, dia langsung memeluk tubuh ku
yang lebih kecil dari tubuhnya, dia terlalu kuat aku tak bisa berbuat apa – apa
selain berteriak minta tolong dan terus berdoa dalam hati agar ada seseorang
yang bisa melepaskanku dari pelukan pria sialan ini. Nabila, aku jadi teringat
nabila dan hadiah nya itu. Ah, andai saja aku mau menutup auratku mungkin
kejadian yang menjijikan dan memalukan ini takkan pernah terjadi. Aku hanya
bisa berteriak sekencang mungkin berharap ada seseorang yang mau menolongku,
melepaskanku dari pelukkan pria menjijikan ini. Tiba – tiba ....
“bukk”
Ada
seseorang yang melempari pria itu dengan batu yang sebesar kepala pria itu.
Akhirnya pria itu tak sadar kan diri aku pun terlepas dari pelukannya. Ketika
aku menoleh kebelakang, ternyata..
“naabilaaaa”
Aku
berlari kearahnya memeluk nya dengan erat, aku benar – benar tak percaya nabila
benar – benar seberani itu.
“kamu gapapa kan?” tanya nabila
lembut.
“....” aku hanya menangis dalam
pelukannya. Wanita ini, terbuat dari apa sih hati nya? mengapa tetap bisa
bersikap baik kepadaku ketika aku telah berbuat jahat kepadanya? Kenapa ada
wanita yang hatinya sangat mulia ini? hatinya, lembut selembut kapas. Bukan,
bukan, lembut melebihi kapas. Masih dalam posisi memeluk nabilla.
“hadiah
kamu masih ada tuh, aku letakkan di gudang karna ga kepakai”
“kamu mau ngembaliin hadiah itu ke
aku?
Aku
menggeleng
“hadiah kamu ga akan aku taro di
gudang lagi, tapi mau aku pakai. Boleh kan? Kamu mau kan ngajarin aku cara pakai krudung yang benar, bil?”
“boleh, tentu aku mau banget ! pasti
aku bakal bantuin kamu untuk hijrah menjadi kamu yang baru. Aku akan bantuin kamu secara totalitas”
Kali
ini, bukan aku saja yang menangis. Tapi, Nabila pun ikut menangis, menangis
karna terharu karna aku ingin hijrah menjadi pribadi yang leih baik.
Sekarang aku tau mengapa nabila
memberikan ku hadiah ini, yaitu untuk menutupi tubuhku yang indah ini. Karna
tubuhku yang sangat indah ini hanya akan kuberikan untuk satu orang yaitu
ketika aku memiliki suami.
“sopo nandur bakal ngunduh”
Pribahasa
jawa yang artinya “siapa yang menanam maka ia yang menuai”. Mungkin kalau saat
itu aku tak memakai celana pendek yang menampilkan paha ku, kejadian yang
memalukan itu tak akan pernah terjadi jika aku menutup aurat ku secara
keseluruhan. Aurat yang nampak akan menimbulkan nafsu bagi yang melihat.
Bukankah kucing tak akan menghampiri jika tak diberi ikan?
Semoga cerita ini bisa menginspirasi
seluruh wanita, betapa jilbab dan menutup aurat itu benar – benar menjadi
prisai yang sangat melindungi tubuh kita yang indah ini.
Tulisan ini disertakan dalam kontes
GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati